Bensin Masa Depan dari Audi

Kamis, 04 Juni 2015 - 10:28 WIB
Bensin Masa Depan dari...
Bensin Masa Depan dari Audi
A A A
SETELAH membuat E-Gas dan E-Diesel, Audi kali ini mengejutkan banyak orang dengan membuat E-Benzin. Inilah bensin yang dibuat tanpaproses fosil.

Bisakah bensin dibuat bukan dari mineral atau fosil? Audi dan Global Bioenergies mengklaim bisa membuat bensin dengan cara yang berbeda dari yang kita kenal saat ini. Mereka namakan bahan bakar tersebut dengan nama E-Benzin. Sejatinya, proses pembuatan bahan bakar baik itu batu bara, minyak, dan gas alam berasal dari fosil atau mineral. Bahan bakar fosil dihasilkan melalui proses pemfosilan senyawa hidrokarbon.

Sederhananya, mereka terbentuk melalui proses pembusukan alamiah dari organisme yang mati ratusan juta tahun lalu. Pertanyaannya, bisakah bahan bakar terbentuk tanpa melalui proses tersebut? Ide membuat bahan bakar non-fosil sebenarnya sudah jadi bahan diskusi yang hangat. Indonesia malah sempat dihebohkan dengan Blue Energy, di mana bahan bakar dibuat dengan menggunakan air laut.

Kali ini yang jadi pusat pembicaraan adalah perusahaan mobil asal Jerman dan perusahaan energi asal Prancis, Global Bioenergies. Baru-baru ini, mereka mengumumkan telah berhasil membuat sebuah bahan bakar sintetis yang mereka namakan E-Benzin. Audi mengklaim E-Benzin tidak dibuat melalui proses fosil. Lalu dari apa E-Benzin dibuat?

Jawabannya dari jagung. Global Bioenergies, yang bermarkas di Pomacle, Prancis, mengatakan pembuatan E-Benzin berawal dari proses fermentasi glukosa jagung. Dalam proses tersebut, mereka menggunakan bakteri E Coli agar glukosa jagung bisa menghasilkan gas. Nah, gas inilah yang mereka namakan isobutana.

Setelah gas tersebut dihasilkan, tugas selanjutnya adalah memisahkan isobutana dari gas-gas lain, seperti karbondioksida. Setelah itu, dilakukan perubahan wujud zat dari gas menjadi cairan. Begitu gas isobutana menjadi cairan, isobutana langsung dikirim ke Fraunhofer Center for Chemical- Biotechnological Proscesses di Leuna, Jerman. Di tempat itu para peneliti menggunakan hidrogen guna mentransformasi cairan isobutana menjadi isooktana.

Nah, isooktana ini adalah komponen utama pada bensin. Bahkan, isooktana bisa difungsikan sebagai bahan bakar itu sendiri. Dalam bentuk murninya, isooktana diberi label Unleaded 100 karena memiliki Research Octane Number (RON) 100. Lebih lanjut isooktana tidak memiliki kandungan sulfur atau belerang dan benzene. Jadi, ketika menjalani proses pembakaran, isooktana akan langsung terbakar tanpa meninggalkan ampas.

Bisa dikatakan isooktana adalah bahan bakar berkualitas tinggi yang sangat cocok digunakan oleh kendaraan dengan kompresi bahan bakar yang tinggi. Perpaduan keduanya akan menghasilkan efisiensi bahan bakar yang lebih baik. Audi berencana menguji E-Benzin di laboratorium dan sirkuit mereka dalam waktu dekat. Selain itu, mereka meminta Global Bioenergies untuk meningkatkan lagi cara pembuatan isobutana.

Audi berharap proses pembuatan tidak menggunakan biomassa, tapi mengeksplorasinya dengan air, sinar matahari, karbondioksida, dan hidrogen. Untuk hidrogen, Audi bersedia memberikan hidrogen yang mereka miliki yang dihasilkan di Werlte, Jerman.

Selain itu, Audi dan Global Bioenergies juga akan membangun pabrik di Fraunhofer Center guna memproduksi EBenzin dalam jumlah besar. Rencananya, hal itu mereka realisasikan mulai 2016. Jadi, bersiap-siaplah melihat bensin masa depan dari Audi.

Wahyu sibarani
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0607 seconds (0.1#10.140)